Pada kesempatan ini saya akan sedikit mengupas makna yang terkandung dalam lirik-lirik lagu yang tercipta oleh musisi kita.
Iwan Fals “Galang Rambu Anarki”
Lagu ”Galang Rambu Anarki”, keluar pada album Opini. Album tersebut menjadi lebih ‘nakal’ liriknya. Lagu Galang Rambu Anarki menyentuh emosi pendengarnya, rupanya Iwan Fals pandai mengambil momen kenaikan harga BBM yang dianggap tinggi saat itu bersamaan dengan kelahiran anak pertamanya menyebabkan harga-harga menjadi melonjak. Lagu tersebut sempat menjadi hits pada waktu itu karena dianggap mewakili suara dan jeritan masyarakat.
”Galang Rambu Anarki ingatlah
Tangisan pertamamu
Ditandai BBM membumbung tinggi...”
Dalam lirik tersebut menceritakan kelahiran anak Iwan Fals yaitu Galang Rambu Anarki. Pada waktu kenaikan BBM yang cukup meresahkan masyarakat pada Tahun 1982-an. Lirik lagu tersebut menekankan sebuah kritik yang cukup tajam, lugas dan cukup berani, apalagi ketika itu posisi negara begitu kuat sehingga kritik yang menyentuh pemerintah bisa saja berurusan dengan pihak keamanan.
Kemudian kritik dalam lagu tersebut dilanjutkan dengan lirik akibat dari kebijakan tersebut seperti dalam kutipan berikut
”Maafkan kedua orang tuamu kalau
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi..”
(Tak mampu beli susu)
BBM naik tinggi (susu tak terbeli)
Orang pintar tarik subsidi
Mungkin bayi kurang gizi..”
Ketika dilirik awal sebagai pemunculan isu utama yaitu kenaikan BBM sebagai lirik pembuka. Lirik berikutnya memperlihatkan kondisi yang bakalan terjadi yaitu ”BBM naik tinggi (susu tak terbeli)....,Mungkin anak kami kurang gizi”. Kata-kata yang terkandung dalam lirik tersebut sepertinya mulai masuk ke ranah realitas sosial dan ranah politik. ”Orang pintar tarik subsidi” merupakan lirik yang menuju pada sasaran yang akan diserang dalam kritikan tersbut yaitu pengambil kebijakan.
Lirik berikutnya merupakan sebuah perlawanan dari realitas yang telah diurai dalam lirik-lirik awal ;
”Galang Rambu Anarki anakku
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu...
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu...
”Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku...” adalah lirik pembebasan yang mengisyaratkan harus adanya perlawanan terhadap kebijakan yang tidak berpihak tersebut. Pengulangan lirik yang terakhir sebanyak tiga kali, mengindikasikan bahwa Iwan Fals ingin menegaskan perlunya perlawanan terhadap kondisi sosial yang tidak berpihak seperti yang terjadi pada waktu itu.
3 comments:
i like iwan fals
he is heroes of asia
untuk lebih baik
http://www.resep.web.id/komputer-internet/101-cara-membuat-blog-menghasilkan-uang.htm
Post a Comment