PLANET kembaran Bumi, Mars, tak henti-hentinya memberikan
''kejutan'' kepada para ilmuwan. Dimulai dari tim peneliti dari Mars
Global Surveyor (MGS), pesawat NASA yang diluncurkan pada tahun 1996 dan
mengorbit Mars sejak 2 September 1997, berhasil menemukan jejak air
yang baru terbentuk kurang dari empat belas tahun lalu. Jejak air ini
memberikan petunjuk kemungkinan masih adanya kehidupan di bawah
permukaan tanah planet merah ini.
Upaya mencari bukti kehidupan di luar Bumi, yakni di Mars dan anggota
tata surya lainnya dan bahkan makhluk supercerdas di luar tata surya
atau lebih populer dengan sebutan alien atau ET (exstraterrestrial
intelegence), hingga kini belum juga membawa hasil. Namun, ketiadaan
bukti itu tidak menyurutkan semangat para ilmuwan untuk tetap
mencarinya. Bukti kehidupan itu, jika nanti ditemukan, tentu akan
membuat heboh masyarakat. Bumi bukan lagi satu-satunya benda langit yang
dihuni makhluk hidup. Sebaliknya, bila nanti ternyata bukti tidak
kunjung ditemukan, itu pun bermakna penting, planet Bumi memang sangat
istimewa di galaksi kita (Bima Sakti) yang mahaluas ini.
Untuk mencari jejak kehidupan di tata surya, telah diluncurkan sejumlah
pesawat pengorbit dan robot pendarat di Mars. Tujuannya, untuk
mempelajari kondisi atmosfer Mars, permukaannya, sejarah geologi serta
komposisi kimia tanah dan batuan Mars. Pesawat paling canggih yang
mengorbit Mars beberapa tahun lalu yang belum lama ini mengirimkan
foto-foto baru yang menunjukan adanya aliran suatu cairan di permukaan
Mars adalah Mars Reconnaissance Orbiter (MRO). MRO ini bermassa 2.180
kg (massa bersih satelit 1.031 kg dan 1.149 kg bahan bakar) atau 3 kali
massa Odyssey, merupakan wahana antariksa terbesar untuk misi ke Mars.
MRO diluncurkan bulan Agustus 2005 dengan menggunakan roket penbdorong
Atlas Vbuatan Lockheed Martinb di Cape Canaveral, Florida. Tiba di Mars
pada Maret 2006. MRO akan melakukan manuver dalam lintasan elips dengan
kecepatan 4 hingga 6 kali pengereman guna menghemat bahan bakar sebelum
mengorbit Mars.
Wahana MRO dilengkapi 6 instrumen utama, yaitu High Resolution Imaging
Science Exsperiment (HiRISE), yaitu kamera pencitra beresolusi tinggi,
Compac Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars Experiment (CRISM),
yaitu spektrometer dalam rentang cahaya tampak dekat inframerah untuk
mempelajari komposisi permukaan, Mars Ckinate sounder (MCS), yaitu
radiometer inframerah untuk mempelajaru atmosfer dan SHAI-low subsurface
sounding Radar (SHARD) untuk mencari air bawah permukaan, Contest
Camera (CTX) untuk memberikan medan pandang luas dam Mars Color Imager
(MARCI) guna mengamati awan dan badai debu.
Instrumen ilmiah mampu bekerja penuh satu tahun Mars (atau dua tahun
Bumi) hingga berakhir tahun 2011. Instrumen ini digerakkan oleh tenaga
listrik sebesar 1.000 watt yang dihasilkan dari 3.744 sel surya seluas
10 meter persegi.
Tabrakan Komet
Air adalah sumber kehidupan. Tanpa adanya air kemungkinan besar tak akan
pernah ada kehidupan di Bumi. Tabrakan komet-komet dengan Bumi di masa
lampau adalah bagian penting dari evolusi Bumi dan dipercayai telah
mengubah Bumi yang gersang menjadi planet yang berlimpah air. Kita
mengetahui permukaan lautan lebih luas dibandingkan daratan.
Planet-planet lain di tata surya, termasuk Mars, diduga kuat juga
mendapat serangan komet-komet dan asteroid jauh di masa silam. Salah
satu contohnya adalah tabrakan komet Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter
yang sangat spektakuler itu. Keberadaan kawah-kawah di Mars, Merkurius,
serta Bulan, merupakan bukti terjadinya tumbukan-tumbukan tersebut.
Dari seluruh benda langit di tata surya, Mars paling mirip Bumi meski
kondisinya masih terlalu ekstrem bagi makhluk hidup (termasuk manusia)
untuk tinggal di sana. Ditemukannya kanal-kanal atau lembah-lembah
raksasa di permukaan Mars memberikan petunjuk keberadaan air yang
melimpah di masa lalu. Anehnya, mengapa saat ini genangan air ataupun
air yang mengalir tidak ditemukan di permukaan Mars seperti di Bumi?
Dengan asumsi bahwa komet-komet dulu pernah membombardir Mars, ke mana
hilangnya air dari permukaan Mars? Apakah air itu meresap ke dalam tanah
dan batuan Mars?
Pencarian kehidupan sederhana di planet Mars diawali oleh pendaratan
pesawat Viking 1 dan 2 pada tahun 1976. Meski sudah melakukan analisis
tanah Mars, ternyata pesawat yang mendarat di dua tempat berbeda itu
tidak menemukan tanda-tanda adanya kehidupan sederhana. Juga, tidak
ditemukan jejak air di sekitar tempat pendaratan. Meski demikian,
pesawat Viking telah memberikan data-data penting tentang kondisi
permukaan serta cuaca dan iklim di tempat pendaratan yang menjadi acuan
bagi misi-misi berikutnya.
Temuan Baru
Penemuan adanya pola saluran atau lembah kecil (gully) menyerupai bekas
aliran di lereng-lereng bukit atau kawah pada kawasan lintang menengah
dan tinggi Mars telah diumumkan tim MGS sejak Juni 2000. Mars Global
Surveyor (MGS) membawa tiga kamera, yaitu kamera dengan resolusi 1,5
meter per piksel, 240 meter per piksel, dan 7,5 kilometer per piksel.
MGS berhasil mengumpulkan lebih dari 240.000 foto Mars. Sayangnya, MGS
tidak mengirimkan sinyal ke Bumi sejak 2 November 2006. Warna pola
aliran itu lebih gelap dari sekitarnya. Ini lebih menyerupai bekas
aliran debu atau pasir halus (bukan air) yang mengalir di lereng-lereng
karena terpaan angin. Ada puluhan ribu pola aliran serupa ditemukan
oleh pesawat pengorbit Mars Global Surveyor (MGS), Mars Express milik
ESA serta pesawat terbaru Mars Reconnaissance Orbiter (MRO).
Melalui analisis data, tim peneliti MGS menemukan bukti adanya jejak
aliran air yang relatif baru terbentuk di dua tempat terpisah, yaitu di
lereng sebuah kawah tak bernama di kawasan Terra Sirenum dan Centauri
Montes. Berbeda dari gully pada umumnya yang tampak lebih gelap dari
sekitarnya, jejak aliran air ini tampak lebih terang.
Kawasan Centauri Montes terletak pada 38,7 derajat Lintang Selatan (LS)
dan 263,3 derajat bujur. Lembah atau pola saluran berada pada lereng
kawah pada sisi yang menghadap ke arah ekuator Mars. Pola aliran air di
Centauri Montes dikenali pertama kali oleh tim dari MGS dari foto yang
diambil pada 10 September 2005. Pengecekan terhadap foto daerah yang
sama dan diambil pada 21 Februari 2004 memperlihatkan masih adanya pola
aliran tersebut. Pencarian data menemukan foto lokasi yang sama dipotret
pada 20 Agustus 1999. Ternyata, pola aliran air saat itu belum ada. Ini
berarti bahwa pola aliran air di Centauri Montes terbentuk setelah 20
Agustus 1999 dan sebelum 21 Februari 2004.
Penemuan pola aliran air lainnya yaitu di lereng kawah di kawasan Terra
Sirenum (36,6 derajat Lintang Selatan dan 161,8 Bujur Barat). Kamera MGS
mengambil foto daerah ini pada 26 Agustus dan 25 September 2005.
Setelah ditelusuri ke belakang, ternyata foto yang diambil pada 22
Desember 2001 tidak memperlihatkan adanya pola aliran itu.
Sementara itu, foto-foto permukaan Mars terbaru yang dikirimkan oleh
wahana antariksa MRO (Mars Reconnaissance Orbiter) menunjukan adanya
suatu tanda-tanda jejak aliran air yang muncul dari bebatuan Mars. Hal
ini menjadi temuan terbaik yang menunjukkan adanya aliran suatu cairan.
Temuan ini dimuat dalam, Jurnal Science vol 333 no. 6043, 5 Agustus
2011. Sebuah foto yang dikirimkan MRO menunjukkan adanya saluranan
panjang dan gelap selebar beberapa meter yang muncul di antara bebatuan
dan mengalir menuruni lereng curam sejauh ratusan meter ke daratan di
bawahnya. (Amien Nugroho).
Home »Unlabelled » Upaya Mencari Bukti Kehidupan di Mars
Saturday, 10 September 2011
Upaya Mencari Bukti Kehidupan di Mars
Posted by Singgih Bekti W on 22:41
0 comments:
Post a Comment